KEMULIAAN WANITA
Wanita sepanjang
sejarahnya, menurut para ahli, hingga saat ini telah melalui tiga periode
dengan tiga tingkat pikiran dan filsafat yang berbeda-beda. Ada yang
menginakan, mendewakan dan adapula yang menyamaratakan. Pada fase pertama,
golongan wanita pada umumnya dipandang sebagai makhluk yang paling rendah,
bahkan lebih rendah dari binatang. Simak ungkapan Aristoteles yang menyebut
wanita sebagai manusia yang belum selesai, yang tertahan dalam perkembangan
tingkat bawah.Wanita terkadang tak ubahnya seperti barang dagangan yang dijual
di pasar atau dianggap sampah. Derajat tertinggi dan paling menguntungkan
wanita pada fase ini adalah bila dipandang sebagai pelayan laki-laki. Fase ini
pernah dilalui pada masa-masa kerajaan di eropa dan juga masa jahiliyyah di
jazirah Arab. Orang Arab harus memilih, mengubur hidup-hidup anak-anak
wanitanya atau menanggung malu seumur hidup jika memiliki seorang anak wanita.
Fase kedua justru
merupakan kebalikan dari fase pertama. Wanita dipandang sebagi mahadewi yang
dipuja, dimuliakan dan dihormati, terutama oleh kaum lelaki. Tapi semua
penghormatan dan pendewaan itu tidak lebih sekedar untuk pemuas nafsu lelaki
semata.Wanita mulai mendapatkan keleluasaan dan kebebasan serta menikmati
status manusianya. Hiburan, perniagaan, dan persaingan kehidupan tidak lepas
dari peran wanita pada fase ini. Wanita pada fase ini pernah terlihat di
Yunani dengan pendewaan wanita sebagai makhluk indah melalui berbagai kontes
kecantikan. Perjalanan waktu dan perkembangan zaman juga menghantarkan posisi
wanita sebagai bagian dari komoditi bisnis. Sedangkan fase ketiga,
yakni fase yang diwarnai dengan berbagai tuntutan persamaan hak wanita
terhadap saudaranya laki-laki. Bahwa wanita harus merdeka, wanita harus
dibolehkan memilih jalannya sendiri. Bebas dari semua ikatan. Tuntutan
persamaan hak yang sering dikumandangkan oleh kaum feminis di Eropa terkadang
tidak lagi mengenal perbedaan gender. Bahwa wanita memiliki tenaga lebih lemah
dari laki-laki, perbedaan struktur biologis, seolah tidak lagi menjadi
halangan untuk memperjuangkan persamaan derajat itu.
Dan kini, nampaknya tiga
fase itu tumpah menjadi satu. Kita bisa melihat model ketiga fase itu pada
zaman kiwari seperti sekarang ini. Ditengah-tengah tiga fase diatas, ada
ajaran yang berdiri dengan tegaknya. Ajaran itu tidak menghinakan, tidak
mendewakan juga tidak menuntut persamarataan. Wanita bukan hewan, bukan dewa,
bukan pula laki-laki. Itulah Islam.
Wanita-Wanita
Islam menempatkan wanita
pada tempatnya, melindungi dan menghargai wanita. Wanita mempunyai nilai dan
fungsi yang tinggi dalam pandangan Allah bila mereka konsisten memegang ajaran
dan tuntunan Islam. Bahwa Allah telah menciptakan laki-laki dan wanita dari
asal yang sama seperti termaktub dalam firman Allah: “Hai sekalian manusia,
bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, …”
(QS. An Nisa:1) Laki-laki dan wanita disamakan haknya untuk mendapat balasan
dari Allah berdasarkan amalnya. “Barang siapa yang mengerjakan amal-amal
saleh, baik laki-laki maupun wanita, sedang ia orang yang beriman, maka mereka
itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.” (QS.
An Nisa:124) Laki-laki dan wanita juga mendapatkan kehidupan yang sama seperti
tertuang dalam Surah An Nahl ayat 97. “Barang siapa yang mengerjakan amal
saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesunggunya
akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan.” Walaupun Islam memberikan hak yang sama
kepada wanita, Islam juga memperingatkan bahwa laki-laki dan wanita tidaklah
sama (QS. Ali Imran:36). Rasulullah SAW melarang wanita meniru-niru laki-laki,
juga sebaliknya karena wanita berbeda dengan laki-laki, baik secara fisiologis
maupun psikologis.
Allah Yang Maha Bijaksana telah menciptakan
manusia dengan sebaik-baik kejadian. Dan Dia telah menjadikan hambanya itu
berpasang-pasangan antara lelaki dan wanita yang saling membutuhkan dimana
pihak yang satu menjadi penunjang yang lainnya. Kemuliaan manusia seperti
ditegaskan Allah hanyalah ketaqwaan yang menjadi ukurannya, yakni sejauh mana
manusia dapat mentaati perintah Allah dan menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai
teladan.
Seperti halnya laki-laki,
Allah telah mengkaruniakan kepada wanita berbagai kemuliaan. Sehingga dengan
kemuliaan yang dimilikinya tersebut, menjadikan syarat untuk wanita masuk
syurga begitu mudah seperti diriwayatkan Anas bin Malik bahwa Nabi SAW,
"Seorang wanita yang mengerjakan solat 5 waktu, berpuasa wajib sebulan,
memelihara kemaluannya serta taat kepada suaminya maka pasti dia akan masuk
syurga dari pintu mana saja yang dikehendakinya." (HR Abu Nuaim) Abdul
Rahman bin Auf meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Seorang wanita
solehah lebih baik dari 1000 lelaki yang tak soleh. Dan seorang wanita yang
melayani suaminya selama seminggu, maka ditutupkan baginya 7 pintu neraka dan
dibuka 8 pintu syurga yang mana dia dapat masuk dari pintu mana saja tanpa
hisab."
Selain itu, Siti Aisyah
r.a meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, "Tidaklah seorang wanita yang
haidh kecuali haidhnya merupakan kifarah bagi dosa-dosanya yang telah lalu.
Dan pada hari pertama haidhnya membaca "Alhamdulillahi 'ala kulli hal wa
astaghfirullaha min kulli zanbin" maka Allah menetapkan baginya bebas dari
neraka, dengan mudah melalui sirath, aman dari siksa bahkan Allah mengangkat
ke atasnya darajat 40 orang syuhada apabila dia selalu berzikir kepada Allah
selama haidhnya."
Wanita Yang Mulia Dalam Pandangan Allah
Abu Hurairah meriwayatkan
bahwa Nabi SAW bersabda, "Sebaik-baik wanita adalah apabila engkau pandang
dia maka dia menggembirakan, bila engkau perintah dia taat, bila engkau tiada
dia menjaga hartamu dan menjaga pula kehormatan dirinya."Ada sebuah
riwayat bahwa pada zaman Nabi SAW ada seorang laki-laki yang akan berangkat
untuk berperang di jalan Allah. Dia berpesan kapada isterinya, "Wahai istriku
...janganlah sekali-kali engkau meninggalkan rumah ini sehingga aku kembali."
Secara kebetulan ayahnya menderita sakit, maka wanita tadi mengutus seorang
lelaki menemui Rasulullah SAW dan Baginda Nabi bersabda kepada utusan itu,
"Agar dia taati suaminya" Demikian pula wanita itu mengutus utusannya bukan
hanya sekali sehingga akhirnya dia mentaati suaminya dan tidak berani keluar
rumahnya. Maka ayahnya meninggal dunia tetapi dia tetap tidak melihat mayat
ayahnya. Dia tetap sabar sehingga suaminya pulang. Maka Allah memberi wahyu
kepada Rasulullah yang berbunyi, "Sesungguhnya Allah telah mengampuni
wanita tersebut disebabkan ketaatannya kepada suaminya."
Dalam riwayat yang lain
mengatakan bahwa Allah turut mengampuni dosa ayahnya disebabkan ketaatan
anaknya itu. Inilah sebenarnya hal yang menyebabkan wanita diridhai oleh Allah
bukannya dalam persamaan hak yang seperti dituntut oleh orang yang tidak
memahami agama. Sedangkan dalam peristiwa Isra' Mi'raj, Nabi SAW telah melihat
ke dalam syurga yang mana Allah memasukkan wanita ke dalam syurga 500 tahun
lebih awal dari suami mereka, dan bila melihat ke dalam neraka Nabi SAW dapati
2/3 dari penghuninya adalah wanita. Oleh itu takutilah kita semua akan ALLAH.
Kemuliaan Wanita
Abdullah bin Mas'ud
meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, "Apabila seorang wanita mencuci
pakaian suaminya, maka Allah mencatat baginya 1000 kebaikan, diampunkan 2000
kesalahan bahkan segala sesuatu yang disinari matahari akan memohon ampun
baginya dan Allah mengangkat 1000 derajat untuknya." Maulana Syed Ahmad
Khan menceritakan kelebihan yang dimiliki oleh wanita. Menurutnya, Seorang
wanita solehah lebih baik dari seorang wali Allah, wanita pembuat tepung
dengan membaca Bismillah akan diberkati Allah rezekinya, wanita penyapu lantai
sambil berdzikir mendapat pahala seperti membersihkan Baitullah, Wanita
solehah lebih baik dari 70 orang laki-laki yang soleh. Allah akan memberkati
rezeki apabila wanita memasak sambil berdzikir, Seorang wanita yang menutup
auratnya dengan jilbab ditingkatkan oleh Allah cahaya wajahnya 13 kali dari
wajah asalnya.
Semua orang akan dipanggil
untuk melihat wajah Allah yang Maha Indah di akhirat nanti tetapi Allah
sendiri akan datang untuk berjumpa dengan wanita yang menutup auratnya dengan
memakai jilbab dan ia istiqamah dengan itu. Pengorbanan seorang wanita amat
dihargai oleh Allah dan Rasul-Nya. Hanya saja kita kurang mengetahui kelebihan
dan kemuliaan yang dikaruniakan kepada kita semua.
Wallahu
a’lambish-Showab.