Halaman Depan

Agenda Remaja Masjid

Buletin Rihlah

Buletin Untaian Kata

Contact Person



It’s Cool To Be An Akhwat

 Akhwat bukanlah syahwat. Akhwat itu sebutan special buat shobat muslimah, TULEN. Akhwat punya kepribadian, yang beda dari wanita lain yang bukan muslimah. Akhwat itu nggak centil-centil amat, hanya kalo sedikit bakat kecentilan sih kadang muncul juga. Nggak ganjen, nggak suka ngelaba, nggak suka lompat-lompat di lapangan basket ‘n panggung yang bisa bikin mata kakek-kakek semakin ‘bundar’. Nggak suka … pacaran.

Akhwat itu paling doyan ama yang namanya ‘kajian keislaman dan keilmuan’, atau kajian lain yang bermanfaat bagi ummatnya. Ia selalu memenjaga diri dari pergaulan bebas, baik yang ala VIP ataupun ala Siti Nurbaya.

Boring dong jadi akhwat?! Nggak menghargai HAM!. Tapi …, sepertinya ada deh untuk bikin kamu betah jadi akhwat. Yaitu, baca terus seluruh edisi RIHLAH, jangan sampe’ tersisa satu huruf pun. RIHLAH akan bikin ‘jadi akhwat’ itu asyik dan menyenangkan. Yakinlah, It’s cool to be an akhwat. (Promosi lagi! Tapi ‘promosi’ dalam kebaikan itu wajib dan berpahala, khan?).

Begini, wanita dalam pandangan Islam adalah makhluk yang memiliki “kekuatan” super power. Bahwa yang menjadi tiang negara adalah wanita, itu sudah semua maklum. Demikian halnya dengan surga yang berada di bawah telapak kaki ibu, dan ibu adalah wanita. Walau sekarang ada ‘ibu jadi-jadian’ dari kaum adam, tapi kita yakin, kalo Si Ember Tessy cs tak akan bisa jadi ibu beneran. Maka dari itu, Islam sebagai agama yang perfect and universal  tidak akan menyepelekan masalah yang besar ini (baca: wanita).

Islam memberikan aturan special bagi wanita. ‘Dirancang’ langsung oleh Allah SWT, sebagai Dzat yang menciptakan wanita itu sendiri. Satu dari aturan itu adalah kewajiban menutup aurat, berkerudung dan berjilbab. Sebagaimana firman-Nya:

“... dan hendaklah mereka (wanita-wanita yang beriman) menutupkan kain kerudung (khumur) sampai ke dada mereka.” (QS. An Nur: 31)

“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan seluruh wanita-wanita mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbab ke tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih dikenal, sehingga mereka tidak diganggu.” (QS. Al Ahzab: 59)

Atau dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, ketika Asma’ binti Abi Bakar masuk ke rumah Nabi SAW dengan pakaian tipis, Rasulullah SAW memalingkan muka seraya bersabda:

“Hai Asma’, jika seorang wanita telah tiba masa haidnya, tidak halal baginya menampakkan badannya kecuali ini dan ini.” Sambil beliau menujuk muka dan telapak tangannya.

So, muslimah tidak akan rela auratnya dilihat oleh laki-laki yang bukan mahramnya. Kalo boleh bisik-bisik massal nih, yang kita miliki ini kan untuk suami tercinta kelak. Bukannya ngomporin cepet-cepet nikah lho. Soalnya aurat wanita itu “berbahaya”. Lebih gawat dari virus I Love You yang bikin pemerintah AS diperkirakan rugi 10 milyar USD. Bill Clinton pun pernah di-impeachment gara-gara aurat wanita. Konon Imam Syafi’i pernah kehilangan separo hafalannya karena melihat  aurat wanita secara tidak sengaja.

Apalagi sekarang, wanita gampang membuka aurat dengan alasan gerah, sungkan ama kucingnya, susah dapat honor (eh salah, dapat pekerjaan), susah dapat jodoh, dan seribu satu alasan yang lain. Apa nggak takut kalo sewaktu-waktu  ‘Duta Besar’ Allah SWT datang menjemput. Dia tak kenal gencatan senjata, apalagi rekonsiliasi. Kalo udah waktunya, siapapun akan di-persananongrata-kan.

Di akhir obrolan, kita buat kesimpulan. Pertama, seorang akhwat memiliki kedekatan dengan Allah SWT, yang selalu berharap akan ridha-Nya dan selalu takut akan siksa-Nya. Kedua, seorang akhwat memiliki rasa malu yang tinggi. Malu yang dimaksudkan Islam adalah suatu perasaan rendah yang dirasakan seorang di hadapan  fitrahnya dan di hadapan Allah SWT, seketika ia condong meninggalkan perintah-Nya. Ketiga, dunia bakalan terang dengan banyaknya akhwat yang punya kehormatan dan jati diri. Karena dunia bakalan goncang, kalo penuh wanita yang ‘hoby’ bikin laki-laki syahwat.

Terakhir, All the beginings are difficult. Memulai adalah pekerjaan yang amat sulit. Tapi tak memulai berarti tak akan pernah dapat. Kita-kita menyampaikan ini bukan karena benci, reseh dan sok mencampuri urusan orang lain. Tapi karena rasa sayang sama sesama, ukhti. Swear!

Wallahu a’lambish-Showab.