Halaman Depan

Agenda Remaja Masjid

Buletin Rihlah

Buletin Untaian Kata

Contact Person



MENEPIS HAWA NAFSU

Kalau kita perhatikan kondisi akhlak dan tren saat ini, mayoritas manusia pasti memprioritaskan pada hawa nafsunya. Tragisnya seringkali untuk menolak ajaran agama, menjauhkan penalarannya, mendurhakai Allah dengan menepis perintah syari’at Allah.

Orang yang mengikuti hawa nafsu termasuk orang yang terbenam dalam kegelapan karena dibutakan oleh hawa nafsunya untuk menjauhi kebenaran walaupun sudah ada di depan mata. Orang yang mengikuti hawa nafsu menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhan dan sesembahannya, dan otomatis orang tersebut menjadi seorang budak yang selalu taat walaupun dalam kesesatan.

 Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi. [Al Maidah: 30]

 Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Yusuf: 53]

Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu. [Al Mu’minun: 71]

 Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syari’at (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syari’at itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. [Al Jaatsiyah: 18]

 

Cara menepis hawa nafsu

1.         Modal kesabaran untuk menghadapi masa yang terasa pahit. Kekuatan jiwa yang bisa mendorongnya berani menenggak kepahitan itu karena keberanian merupakan kesabaran sesaat, dan sebaik-baik hidup adalah yang bisa diketahui seseorang berkat kesabarannya.

2.        Mengamati dan mempertimbangkan penderitaan yang semakin bertambah daripada kenikmatan menuruti nafsu.

3.        Mempertahankan kedudukannya di sisi Allah dan di hati manusia. Ingin lebih baik dam bermanfaat baginya daripada kenikmatan mengikuti nafsu lebih mementingkan kenikmatan menjaga kehormatan daripada kenikmatan melakukan kedurhakaan.

4.        Harus merasakan akibat hawa nafsu dengan hatinya, sehingga dia dapat memperhatikan berapa banyak keutamaan yang hilang karena kedurhakaannya? Berapa banyak kenikmatan yang justru menghilangkan berbagai kenikmatan? Berapa banyak sesuap makanan dapat menghilangkan semakin banyak suap? Berapa banyak syahwat yang menghancurkan kehormatan, menjatuhkan nama baik, mengakibatkan kehinaan dan noda yang tidak bisa dibersihkan dengan air? Tetapi bagaimanapun juga mata orang yang mengikuti hawa adalah buta. Memikirkan apa yang dituntut oleh dirinya, lalu bertanya kepada akal dan agamanya agar menggambarkan bahwa apa yang dituntut itu ternyata tidak berarti apa-apa.

5.        Memandang rendah tindakan menuruti nafsu. Siapapun yang mengikuti nafsu, maka dalam dirinya didapatkan kehinaan. Janganlah seseorang terkecoh oleh para pengikut nafsu dan kesombongan mereka karena mereka adalah orang-orang yang paling hina. Mereka telah menghimpun dua perkara dalam dirinya, yaitu kesombongan dan kehinaan.

6.        Orang yang mengikuti hawa nafsu tidak layak untuk ditaati, dijadikan imam dan dituruti. Karena Allah menyingkirkannya dari kepemimpinan dan melarang orang lain taat padanya.

7.        Hawa nafsu adalah pagar neraka jahannam yang mengelilinginya. Barangsiapa yang terseret oleh hawa nafsu, berarti dia terseret ke neraka.

8.        Orang yang mengikuti hawa nafsunya dikhawatirkan bisa meninggalkan iman, sementara dia tidak bisa merasakannya. Setiap hari nafsu dan akal bertarung dalam diri seseorang. Mana yang tampil sebagai pemenang maka dialah yang berkuasa dan mengusir musuhnya. Hawa nafsu adalah penyakit dan obatnya adalah menjauhinya.

9.         Orang yang membantu hawa nafsunya berarti merusak akal dan pikirannya sendiri sebab dia mengkhianati Allah dalam pemikirannya tentang Allah.

10.     Memerangi hawa nafsu berarti mengusir penyakit dari hati dan badan. Sedangkan mengikutinya akan mendatangkan penyakit hati dan badan. Sumber permusuhan kejahatan dan kedengkian yang sering terjadi di antara manusia ialah karena mengikuti hawa nafsu.

11.    Setiap manusia pasti memiliki permulaan dan penghabisan. Barangsiapa permulaannya mengikuti hawa nafsu, maka penghabisannya adalah kehinaan, kekecewaan, dan malapetaka.

Menentang hawa nafsu pasti akan mendatangkan kemuliaan di dunia dan akhirat, kemuliaan lahir dan batin. Sedangkan mengikuti nafsu merendahkan dan mnghinakan manusia secara lahir dan batin.