Halaman Depan

Agenda Remaja Masjid

Buletin Rihlah

Buletin Untaian Kata

Contact Person



AKIBAT BURUK DARI PERBUATAN MAKSIAT

Sesungguhnya berita yang paling benar adalah apa yang ada di kitab Allah, dan petunjuk yang paling baik adalah apa yang dibawa oleh Muhammad SAW. Setiap bid’ah adalah sesat dan setiap kesesatan adalah berada di neraka.

Alangkah beruntungnya orang yang dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga. Pada dasarnya di dalam kehidupan kita tidak luput dari perbuatan maksiat dan berbuat kesalahan, tetapi kita sebaiknya berusaha untuk menghapus dan menghilangkan segala perbuatan buruk yang kita lakukan dan lebih mendekatkan diri kepada Allah.

Penyesalan terkadang menyakitkan hati ketika merasakan perpisahan dengan yang dicintainya. Imam Nawawi berkata para ulama’ telah mengatakan bahwa taubat itu wajib hukumnya dari setiap dosa. Jika kemaksiatan itu antara hamba dengan Allah, tidak berhubungan dengan hak anak Adam, maka ada 3 syarat untuk bertaubat:

1.          Berhenti melakukan maksiat tersebut.

2.          Menyesal atas perbuatan dosa tersebut.

3.          Bertekad tidak mengulangi perbuatan yang sama.

Mohon  disimpan sebaik-baiknya / tidak di buang sembarangan karena banyak mengandung Al Qur’an dan Al HaditsJika salah satu dari ketiga syarat itu tidak terpenuhi, maka tidak sah taubatnya. Manakala kemaksiatan itu berkaitan dengan hak sesama manusia, maka syaratnya ditambah satu yaitu harus bebas dari hak yang didzolimi. Misalnya bila hak itu berupa harta maka harus kita kembalikan padanya. Jika berupa hudud (tuduhan), ghibah(gunjingan) dan celaan, maka harus meminta maaf pada orang yang kita dzolimi.

Maksiat memiliki dampak buruk yaitu membahayakan hati dan jasmani di dunia maupun akhirat yang tidak diketahui kecuali oleh Allah. Diantaranya adalah:

1.   Terhalangnya ilmu, karena ilmu itu adalah nur yang dilemparkan Allah ke dalam hati, sedangkan maksiat itu adalah penghalang cahaya tersebut.

2.   Terhalangnya rezeki. Dalam musnat Akhmad disebutkan bahwa sesungguhnya seorang hamba akan dihalangi rezkinya disebabkan oleh dosa yang dilakukannya.

3.    Kekosongan hati (jiwa). Ahli maksiat merasakan kekosongan hati, kesenjangan antara dirinya dengan Allah, yang mana kenikmatan dunia tidak akan bisa menutupi. Sekalipun seluruh kenikmatan dunia sudah pernah dirasakan iapun akan tetap merasakan kekosongan dan jauh dari ketenangan yang selama ini ia inginkan.

4.   Mempersulit urusannya. Dia tidak menghadapi suatu masalah kecuali dengan merasakan kerepotan dan kesulitan dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Sebagaimana Allah telah memudahkan urusan orang yang bertaqwa kepadaNya.

5.   Kegelapan hati yang ia rasakan seperti gelapnya malam yang pekat ketika mengurung mereka. Gelapnya maksiat bagi mata hati tanpa ada nur yang meneranginya.

6.   Maksiat memperpendek umur dan mencabut keberkahan hidup. Sedangkan kebaikan adalah menambah umur dan berkahnya. Rahasianya adalah karena umur manusia itu adalah waktu semasa hidupnya, kemudian tidak ada kehidupan baginya kecuali untuk menghadap Tuhannya, menikmati kecintaannya kepada Allah dan dzikir kepadaNya serta mengutamakan RidhoNya atas sesuatu yang lain.

7.   Sesungguhnya maksiat itu menyebabkan kehinaan seorang hamba di hadapan Tuhannya. Imam Hasan Basri berkata mereka meremehkan Allah, maka mereka mendurhakainya. Seandainya mereka mengagungkan Allah tentu Allah akan melindungi mereka. Jika seorang hamba sudah dihinakan Allah maka tidak seorang pun yang akan menghormatinya.

8.   Seorang hamba akan terus melakukan dosa sehingga dosa itu menjadi kecil menurut pandangannya, dan ini adalah tanda kebinasaan karena dosa itu dianggap semakin kecil oleh manusia, maka menjadi semakin besar di sisi Allah.

9.   Sesungguhnya maksiat itu merusak akal sehat.

10. Terhalangnya doa nabi dan para malaikat, karena Allah menyuruh nabi-nabiNya untuk mendoakan dan meminta ampunan untuk orang-orang mukmin dan mukminat.

11. Dosa-dosa itu membuat pelakunya tidak hormat dan mengurangi pengagungannya terhadap Allah. Diantara hukumannya adalah Allah akan mencabut rasa wibawanya dari setiap orang, sehingga ia menjadi dihina dan tidak berharga, sebagaimana ia menghina dan tidak menghargai perintah-perintah Allah.

Wallahua’lam bishowab.

Dirangkum dari buku 50 cara menepis hawa nafsu