NAMPAKKAN SIBGHAH ALLAH
SIBGHAH artinya celupan.
Di masa lalu tradisi orang-orang nashrani Arab biasa mencelupkan anak-anak
mereka ke dalam air yang diberi warna dimaksud agar anak tersebut menjadi suci
dan bersih dari dosa. Hal ini mereka lakukan berdasarkan pandangan mereka yang
keliru mengenai al-insan. Menurut mereka manusia lahir dengan membawa dosa
yang dilakukan oleh kakek dan nenek mereka, Adam dan Hawa. Upacara pencelupan
itu dikenal dengan upacara pembabtisan. Seusai upacara ini biasanya mereka
mengucapkan: “Sekarang kau telah menjadi putera nashrani sebenarnya”. Ayat
diatas membantah tradisi nashrani itu. Celupkanlah diri dan keluargamu dalam
shibghotullah, yakni al-Islam sebagai satu-satunya shibghah yang telah
diridhai-Nya. Ad-dien yang sesuai dengan fitrah kejadianmu. Dengan mencelupkan
diri ke dalam fitrah kejadianmu yang suci dan tak berdosa itu akan
terpelihara. Dan hatimu akan terisi penuh denga ajaran-ajaran sibghah ini,
sehingga ibarat selembar kain yang dicelupkan pada air yang diberi warna, maka
warna itu akan meresap kesemua bagian dari kain tersebut dan kain tersebut
menampakkan warna tertentu sesuai denga zat warna yang dicampur kedalamnya.
Shibghah atau agama Allah
yang dikehendaki sebagai risalah-Nya yang terakhir yang ditunjukkan kepada
segenap manusia yang dimaksud untuk tegaknya wihdah insaniyah, kesatuan
manusia yang memiliki pandangan luas, tidak berpikir sempit, tidak bersifat
dengki dan dendam, tidak membedakan manusia berdasarkan jenis golongan atau
ras serta warna kulit tertentu.
Bagaimanakah shibghah itu
akan tampak dalam kehidupan individu yang mencelupkan diri ke dalamnya?
Individu itu akan bersifat seperti ayat berikut ini :
Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji
(Allah), yang melawat, yang ruku`, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma`ruf
dan mencegah berbuat mungkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan
gembirakanlah orang-orang mu'min itu.(At-taubah : 112)
1.
At-Taibun
(bertaubat)
Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (Ali
Imran : 133) Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji
atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun
terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain
daripada Allah ? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang
mereka mengetahui. (Ali Imran : 133) lihat Qs.3:135
2.
Al-‘Abidun
(beribadah) yakni menimbang segala sesuatunya dengan al-Islam.
Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (Adz Dzariat
: 162) Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, (Al An’am : 162)
Sesungguhnya
jawaban orang-orang mu'min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya
agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan, “Kami
mendengar dan kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
(An Nuur : 51)
3.
Al Hamidun
(selalu memuji Allah) yakni memperhatikan dan memfungsikan alam.
Tidakkah kamu
perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat ?
Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari
sebagai pelita ? Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan
menjadikan matahari sebagai pelita ? kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam
tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari kiamat) dengan
sebenar-benarnya. (Nuh : 15-18) lihat Qs. Al An’am:95-99, Al Baqarah : 152,
Ibrahim :7
4.
As Saa’ihun
(penjelajahan dengan
menggunakan nalar dan hati untuk memahami alam dan sejarah kehidupan)
Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Ali Imran :190-191) lihat Qs.An Nahl
: 36, Fatir 28
5.
Ar Raki’un As Sajidun
(ruku’ dan sujud untuk mengokohkan hubungan dan memperbaikinya)
Lambung mereka
jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo`a kepada Tuhannya dengan rasa
takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami
berikan kepada mereka. (As sajadah : 16) lihat Qs. An Nuur 37, Adz Dzariat
17-18
6.
Al Aamiruna bil ma’ruf wan
nahuna ‘anil munkar
(bersifat sebagai hudwah)
Dan hendaklah
ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung. ( Ali Imran : 104) lihat Qs. At Taubah 122
7
Al Hafizhuna lihududilah
(menjaga ketentuan-ketentuan Allah
dalam diri, rumah tangga dan masyarakat)
Sesungguhnya
jawaban orang-orang mu'min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya
agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan, "Kami
mendengar dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
(An Nuur :
51) lihat Qs.An Nisa 65
Wallahu A’lam bish-Showab
Disalin dari majalah al muslimun No.272