Halaman Depan

Agenda Remaja Masjid

Buletin Rihlah

Buletin Untaian Kata

Contact Person



DUNIA MERINDUKAN ANAK SHOLEH

    Anak shaleh adalah kekayaan yang sangat mahal. Mungkin karena mahalnya sehingga data yang mengungkapnya dan begitu sulit untuk terungkapkan. Anak shaleh nampaknya seperti misteri, keberadaannya ada tetapi mereka seperti sesuatu yang tidak ada.

 

Hal ini disebabkan lebih banyak terdengar dan yang menghiasi lembaran informasi dunia justru aktivitas anak-anak nakal. Sering kali mengatas namakan sebagai ABG atau remaja, mereka bukan anak shaleh tetapi ‘anak salah’ yang kian hari mengkhawatirkan. Terlepas dari kesalahan orang tua ataupun kesalahan anak sendiri, pemberitaan tentang anak-anak salah ini selayaknya telah cukup menyadarkan kita semua, bahwa memang sudah perlu adanya tindakan besar-besaran di kalangan orang tua dan para pendidik. Bagaimanapun mereka adalah calon orang tua masa mendatang. Bagaimanakah nasib masyarakat bila nantinya lebih di dominasi oleh orang-orang yang tak kenal aturan?.

 

Kita juga bisa membayangkan, betapa bahagianya orang tua yang memiliki anak-anak yang baik, penurut dan mau mendengarkan nasihat. Yang menurut agama yaitu qurrata a’yun (menyenangkan hati)

 

BERPIKIR JERNIH

 

Anak-anak shaleh tetap berpikir jernih di saat yang lain dipenuhi pemikiran yang tidak islami. Kejernihan pikiran kerena adanya filter dalam diri. Mereka menempa dirinya dengan bentangan samudra luas  al-quran dan kandungan wahyu di dalamnya menjadi nafasnya. Mereka menyelami kedalam wahyu itu dengan dengan rasa halus, dan dengan rasa itu pula mereka melaksanakan nasihat-nasihat illahi tersebut.

Yang membuat sepi hatinya adalah ketika mereka merasakan mulai ada jarak dengan al-quran. Makin jauh jarak itu akan dirasakan sebagai sesuatu yang kering dan menyakitkan. Mereka menangis dan menjerit terdorong oleh adanya rasa kehilangan dalam dirinya, rasa sesal terlepas dari ikatan ruhaniahnya.

BERHATI BERSIH

Ketika sebagian manusia sedang asik berhamburan dalam dunia kemaksiaatan, anak-anak shaleh berusaha untuk menjauhi dan menghindar dari kemaksiaatan yang ada di sekeliling mereka.

Pikirannya menjangkau dunia dan mengetahui apa yang terjadi di kanan kirinya, tapi mereka tidak larut dalam kehidupan dunia yang penuh tipu daya ini. Tidak terjebak pada permainan-permainan yang merusak dan membuatnya jatuh tergelincir.

Mereka memahami dengan benar apa yang disampaikan oleh Allah. Ayat-ayat yang telah diturunkan sebagai kebenaran, mereka meyakini bahwasannya kebenaran-kebenaran itu mestinya ditegakkan. Ayat berikut ini menjadi taddabur untuk selalu dapat berhati-hati dalam hidupnya;”Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia adalah sebagian air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.(QS. Al Khafi:45).

Mereka dikaruniai akhlak yang tinggi oleh Allah dengan perangkat kemampuan untuk selalu mengingatkan menusia kepada akhirat; “sesungguhnya Kami telah mencucikan mereka (dengan menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat”. (QS.Shaad:46)

Mereka menyadari dengan sepenuh hati, bahwa segala tingkah laku ada pertanggung jawabannya. Dan pertanggung jawaban yang tidak dapat dimanipulasi adalah pengadilan Allah kelak.

 
BERTINDAK ASIH

Karena kegemarannya kepada kebaikan ia sangat senang melakukan amalan-amalan yang mengundang kesejukan. Kepada teman, sahabat dan lingkungan yang ditonjolkan bukanlah perasaan arogan tetapi sifat asih, kasih sayang dan penyantunnya. Sifat-sifat itulah yang menghiasi dirinya. Tingkah lakunya bukan didasrkan kepada hawa nafsu tetapi berlandaskan syariat islam secara khaffah. Sikap tersebut bukan untuk mencari pujian tetapi semata-mata untuk mencari ridho Allah swt dan menegakkan kalimattullah. Karena tingkah lakunya yang serba asih ini, masyarakat merasakan benar kesejukan keberadaannya.

 
ORANG PILIHAN

Anak shaleh adalah orang-orang pilihan. Seperti yang termaktub dalam Al-quran; “Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik”. (QS. Shaad : 47)

Disebut orang pilihan karena telah lulus  dalam berbagai tipu daya yang telah dibuat oleh nafsu dan syetan. Mereka mampu melewati berbagai ujian yang berkelok dan rumit. Hasil ujian tersebut menghasilkan dan menumbuhkan sifat-sifat mulia yang merupakan syarat-syarat kekhalifahan berupa akhlaqul karimah, aqidah yang tertanam baik dan kokoh, sifat kasihsayang yang menonjol, dan budi pekerti yang mulia. Keberadaan mereka semacam ‘jaminan’ bahwa saat kiamat masih jauh.

Dunia yang dipimpin oleh orang yang nakal adalah dunia yang rusak. Dunia yang dikendalikan oleh orang-orang yang memperturutkan hawa nafsunya adalah dunia yang kacau balau, dunia yang tidak pernah tenang oleh hingar-bingar dan permusuhan.

Karena rindunya terhadap orang-orang yang shaleh ini, yang mulia nabiyullah Yusuf as, di puncak kekuasaannya sebagai perdana menteri Mesir memohon kehadirat Allah, kiranya untuk digabungkan ke dalam kelompok hamba-hamba yang shaleh; YaTuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian ta’bir mimpi. (ya Tuhan)Pencipta langit dan bumi, Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku kedalam (kelompok) orang-orang yang shaleh.” (QS. Yusuf : 101)

Anak-anak yang shaleh adalah kekayaan yang mahal. Merekalah bakal-bakal manusia shaleh setelah dewasa. Semoga sikap tawadu’ ikhlas dan istiqomah kita dalam beribadah mengantar kita menuju predikat ‘ibadihish-shalihin, hamba-hamba-Nya yang shaleh.

Wallahu A’lam bish-Showab

 Disalin dari Lembar Jum’at AL-QALAM

No.21/VII 13 Rabi’ul Awwal 1408 / 18 Juli 1997